Tulisan ini merupakan kiprah Pelatihan Daring Program Guru Pembelajar yang diunggah ke GuruPembelajar.id Kelas KK F Jember.
Disusun Oleh: M. Nasiruddin Timbul Joyo (SMP PGRI Jengawah)
SENJA DI PELABUHAN KECIL
Karya Chairil Anwar
Buat Sri Aryati
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, bahtera tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan sekarang tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan sanggup terdekap
1946
Analisis Struktur Batin Puisi ‘Senja di Pelabuhan Kecil’ Karya Chairil Anwar
Struktur Batin puisi yakni Struktur yang ada dalam puisi yang berkaitan dengan makna puisi. Makna puisi sanggup dikupas menurut empat jenis paparan yaitu berkaitan dengan tema, feeling atau perasaan penyair tentunya menurut pengamatan pembaca puisi, nada atau suasana puisi, yang terakhir yakni amanat.
1. Tema Puisi Senja di Pelabuhan Karya Chairil Anwar’
Tema yang ada dalam puisi di atas yakni tema ‘Kemanusiaan’ lebih spesifik lagi perihal persaan ‘Aku’ si penyair kepada orang yang ‘tidak lagi dicintaiya’.
Merujuk pada penjelsan judul ‘Buat Sri Aryati’, maka puisi tersebut bertema perihal perasaan cinta yang sudah hilang dari seorang ‘aku’ kepada kekasihnya yang berjulukan ‘Sri Aryati’.
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
Baris pertama puisi tersebut menawarkan bahwa sudah tidak ada lagi yang mencari cinta. Ini kali merupakan ciri khas Chairil untuk menulis Kali ini, analisis semacam ini sanggup dilhat di .
Di pecahan selesai puisi, ada baris yang berbunyi:
Menyisir semenanjung, masih pengap harap
Menunjukkan bahwa harapannya masih belum ada, masih pengap. Sementara di selesai puisi, sedu penghabisan sanggup terdekap. Menunjukkan bahwa beliau mulai sanggup menguasai diri dengan menahan sedu atau kesedihannya yang kehilangan kekasihnya.
2. Feeling atau Perasaan Penyair dalam Puisi Senja di Pelabuhan Karya Chairil Anwar
Perasaan Penyair yang ada dalam puisi di atas yakni perasaan cinta yang putus asa. Hal itu tergambar dari pilihan kata yang sangat keputus asaan.
Kapal, bahtera tiada berlaut
Tiada lagi. Aku Sendiri. Berjalan
Baris-baris di atas menawarkan bahwa ‘aku’ sedang kesepian dan frustasi terhadap keadaannya. Keputus-asaan itu semakin terang tergambar dalam baris yang berbunyi
Sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
Tiba di ujung menawarkan bahwa itu sebuah selesai perjalanan. Perjalanan yang dimaksud yakni usaha untuk menemukan cintanya. Bahkan diakhiri ‘selamat jalan’. Selamat jalan merupakan salam perpisahan.
3. Nada dan Suasana dalam Puisi Senja di Pelabuhan Karya Chairil Anwar
Suasana yang tergambar dalam puisi karya Chairil Anwar tersebut merupakan susana sedih. Hal ini terlihat dari beberapa kata yang dipakai misalnya: kelam, muram, senja, rumah tua, pengap.
Masing-masing kata di atas menawarkan kesedihan.
Judul puisi: ‘Senja di Pelabuhan Kecil’
Kata senja menunjukkan selesai hari dan datangnya gelap. Beda dengan pagi hari dan siang hari yang identik dengan keceriaan.
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
Kata kelam dan muram menunjukkan suasana kesedihan. Seperti halnya senja, kelam menawarkan kesedihan. Muram, yakni kondisi yang berlawanan dengan ceria.
Begitu juga dengan rumah bau tanah dan pengap merupakan kondisi yang tidak nyaman. Kondisi yang memunculkan kesulitan dan ketidak-nyamanan. Rumah tua, yang masih manis dan nyaman ditempati niscaya disebu dengan rumah antik atau rumah kuno sementara kondisi pengap menunjukkan kesulitan bernafas.
4. Amanat Puisi Senja di Pelabuhan Karya Chairil Anwar
Adapun amanat yang terkandung dalam puisi karya Pelopor Angkatan 45 tersebut adalah:
Janganlah bersedih terus-menerus. Hentikan usaha bagi sesuatu yang sudah mustahil lagi diraih (apalagi dalam hal percintaan). Teruslah berjalan, mencari pemberhentian (kesuksesan yang lain) sebab di daerah lain yang terus kita jalani (“di pantai ke empat”: berarti sesudah melalui beberapa perjuangan) gres kesedihan akan sanggup ditahan (“sedu penghabisan sanggup terdekap”).
Materi ini tidak sanggup disalin-tempel (copy-paste) tetapi sanggup didownload. Silahkan download dengan mengkeklik tautan berikut ini: Unduh
Selamat berguru Puisi!
Teruslah mencari informasi yang sempurna perihal puisi, Salam Pustamun!
Teruslah mencari informasi yang sempurna perihal puisi, Salam Pustamun!